Senin, 26 September 2016

Ignition #1000startupdigital

Membangun startup tidaklah semudah membangun kelompok kerja saat mengerjakan tugas sekolah atau kuliah. Membutuhkan tanggung jawab serta motivasi yang tinggi agar tujuan dari visi dan misi startup kita dapat berjalan.

Setelah saya mengikuti acara Gerakan 1000 startup digital dalam rangkaian Ignition, pikiran saya terbuka bahwa membangun startup itu tidaklah mudah. Membutuhkan persiapan khusus yang tidak bisa dikerjakan sendiri. Walaupun saya anak IT, tetep aja 1 ilmu tidaklah cukup. berikut beberapa point yang saya dapatkan ketika mengikuti acara Ignition ini:

1. Ini bukan Soal bisnis, tetapi solusi.
Awalnya saya berpikir bahwa startup itu ialah ajang untuk mencari uang dan menjadi kaya, istilah yang saya tangkap yaitu 'wirausaha digital'. Namun istilah ini berubah setelah saya mengikuti panel "Don't start bussines, solve a problem". dalam panel ini sangat menarik karena bertolak belakang apa yang saya pikirkan selama ini bahwa membuat startup bukan lah soal bisnis, tetapi bagaimana memecahkan permasalahan masyarakat Indonesia saat ini. Contohnya seperti Go-jek. Startup ini telah membantu masyarakat dalam

2. Kegagalan itu tidak ada
Saya senang dengan prinsip mas Hiro Whardana (CEO Codeinc) bahwa sebenarnya kegagalan itu tidak ada. Dengan prinsip yang diucapan mas Hiro untuk menjadi team startup yang kuat ialah tahan terhadap dengan kegagalan itu sendiri. Begitu pula saat dia menceritakan pengalaman dia mendapatkan dana miliaran untuk startupnya, lalu hilang seiring dengan waktu dikarenakan kurang dalam mengelola dana. Dari pengalaman tersebut bahwa perlunya memanajemen team dengan mengambil beberapa orang yang ahli dalam bidangnya, khususnya dari pengalaman mas Hiro ialah orang yang ahli keuangan.

3. Problem vs Produk
Tim startup perlu mengetahui sebenarnya apa problem dari masyarakat dan solusi apa yang pas untuk diberikan. Startup banyak menciptakan suatu produk namun tidak banyak digunakan masyarakat, beberapa diantaranya yaitu dari fungsi produk itu sendiri. Sehingga hal ini merugikan baik dalam keuangan, waktu dan tenaga tim. Maka dari itu perlu ditinjau dan dipikirkan lebih matang mulai dari problem, solusi dan cocok atau tidak dengan produk yang dibuta untuk digunakan masyarakat kelak

Tiga point diatas ialah poin yang membuat saya semangat membuat produk digital yang relevan terhadap problem masyarakat masa kini. Bukan hanya di lingkungan kampus saja menggunakan ilmu yang saya kuasai, namun juga di masyarakat.

Salam, #1000startupdigital #untukIndonesia